Senin, 25 Januari 2010

LAKHSMI MITTAL

A. Latar Belakang
Kami memilih biografi Lakhsmi Mittal karena kepiawaiannya dalam mengembangkan perusahaan baja milkinya.

B. Tema
Pengaruh kepiawaian Lakhsmi Mittal kepada generasi muda dalam mengembangkan perusahaan baja miliknya.

C. Judul
Kepiawaian seorang Lakhsmi Mittal

D. Perumusan Masalah
- Kepiawaian Lakhsmi Mittal dalam mengembangkan perusahaan baja miliknya dari bawah.
- Pengaruh kepiawaian Lakhsmi Mittal kepada generasi muda dalam mengembangkan perusahaan baja miliknya dari bawah.

E. Tujuan
Agar generasi muda dapat belajar dari kepiawaian Lakhsmi Mittal dalam mengembangkan perusahaan baja yang didirikannya dari bawah di Surabaya, sebelum mencapai kesuksesan.

F. Metode Penulisan
Metode kepustakaan dengan mencari data di buku “Rahasia Bisnis Orang Asia Terkaya di Dunia”.

G. Sistematika Penulisan

- Kepiawaian Lakhsmi Mittal dalam mengembangkan perusahaan baja miliknya dari bawah.

Laksmi Mittal mengembangkan perusahaan baja miliknya yang didirikan dengan merantau dari India ke Indonesia melalui strategi merger dan akuisisi perusahaan yang hampir bangkrut. Strategi ini memerlukan disiplin dan tingkat kompetensi yang amat tinggi dan profesional. Kepercayaan dirinya membenahi perusahaan yang hampir gulung tikar menunjukkan kemampuan dan kematangan manajerialnya yang luar biasa.
Tidak seluruh rencana Mittal berjalan lancar. Namanya juga bisnis, harus siap untung dan rugi, siap kalah dan menang. Yang terpenting, tidak perlu larut dalam kekalahan. Hasilnya, Mittal Steel untuk pertama kali menduduki peringkat pertama produsen baja terbesar di dunia. Ketakutan berbagai perusahaan baja di dunia menunjukkan kemampuan tinggi Mittal dalam akuisisi dan merger. Berbagai terobosan dan manuver bisnis Mittal membuatnya banyak menerima penghargaan, “European Businessman Of The Year 2004” dari majalah Fortune, “Entrepeneur Of The Year 2004” dari Wall Street Journal, “Man Of The Year” dari koran Financial Times, “Business Person Of 2006” dari The Sunday Times, “Gewinner 2006” dari Die Walt, “Newsmaker Of The Year” dari majalah Time, “Steel Maker Of The Year” dari New Steel, dan “Willy Korf Steel Award”, sebuah pengakuan tertinggi atas pencapaian berskala dunia di bidang industri baja.

- Pengaruh kepiawaian Lakhsmi Mittal kepada generasi muda dalam mengembangkan perusahaan baja miliknya.

Mungkin tak banyak khalayak luas di Indonesia yang mengenal Mittal. Ia adalah satu- satunya orang Asia yang menduduki peringkat ke-5 orang terkaya di dunia. Kekayaannya melampaui kekayaan Ratu Inggris.
Ia hidup dari keluarga miskin di India yang mengadu nasib di Indonesia dengan mendirikan pabrik baja di Surabaya bernama PT. Ispat Indo di atas tanah bekas persawahan seluas 16,5 hektar yang kemudian berkembang menjadi perusahaan baja terbesar di dunia yang ditakuti perusahaan baja di Eropa karena strategi merger dan akuisisinya. Bila orang asing saja mampu menemukan pelajaran terpenting dari iklim bisnis di Indonesia untuk maju, sepatutnya kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia sendiri lebih mampu mengambil pelajaran yang lebih banyak.
Kekayaan dan kepiawaiaannya dalam mengembangkan perusahaan tidak lepas dari campur tangan ayahnya yang mementingkan pendidikan, walaupun hidup penuh kemiskinan. Di Indonesia, sedikit sekali orang yang berpikir tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa. Untuk itu, kita sebagai generasi muda harus belajar dengan rajin agar dapat mengejar ketertinggalan dengan negara lain.
Kepiawaian Mittal juga tidak lepas dari kemajemukan di India. Ia belajar bagaimana menjembatani perbedaan dan mencapai kompromi. Indonesia mempunyai keanekaragaman suku, bahasa, etnis, dan agama. Belajar dari Mittal, sepatutnya generasi muda juga bisa menjadi pribadi yang lapang dada, berpikir terbuka, bisa bekerja sama dengan siapa saja, mampu menjembatani perbedaan, bisa menemukan titik-titik kompromi, dan semua itu menjadi syarat mental dasar untuk go international.

H. Pembahasan

Siapa sangka, dari Sadulpur, sebuah desa miskin, gersang, berpasir, dan ditumbuhi pohon berduri, lahir seorang bocah yang menjadi orang Asia yang menduduki peringkat ke-5 orang terkaya di dunia, bernama Lakhsmi Nivas Mittal. Mereka tidak mempunyai pendapatan memadai, tetapi sang ayah sangat memperdulikan pendidikan. Sungguh fantastis, anak dari sebuah negeri bekas jajahan Inggris, kelak bertengger sebagai orang paling kaya di negara bekas penjajahnya dengan menempati rumah termahal di Keningston Palace Garden, Inggris.
Melihat iklim usaha di India yang tidak kondusif, ia memutuskan untuk merintis usahanya di Indonesia, tepatnya di Surabaya dengan mendirikan pabrik baja bernama PT. Ispat Indo. Kemudian, imperium bisnis baja miliknya berada di bawah bendera Mittal Steel yang memiliki 2 cabang, yaitu LNM Holding dan Ispat International yang berpusat di Rotterdam, namun dikendalikan di London. Kemampuan Mittal dalam strategi merger dan akuisisinya membuat perusahaan baja Korea dan Jepang was-was. Ia juga respek pada pekerja, sehingga pekerja membalasnya dengan loyalitas prima.
Walaupun ia sukses di negeri orang, ia tidak pernah menjelek-jelekkan negaranya sendiri dan tetap berstatus kewarganegaraan India. Bandingkan dengan para koruptor di Indonesia yang kemudian kabur ke luar negeri. Tindakan yang tidak bertanggung jawab mereka menyengsarakan rakyat. Tidak hanya kabur, mereka juga mengubah status kewarganegaraannya untuk penyelamatan dari kejaran aparat hukum. Ia juga tidak seperti sebagian orang Indonesia yang sepulang dari luar negeri, lebih banyak menjelek-jelekkan negera sendiri, kemudian memuji-muji negara yang baru dikunjungi. Fakta itu bukan untuk dituturkan berulang-ulang, tetapi sikap mental ala Mittal itulah yang dibutuhkan bangsa ini.

I. Kesimpulan
Kisah perjalanan Mittal menyediakan banyak inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk bangkit. Banyak kemiripan personal dan konteks sosial antara sosok Mittal dengan masyarakat Indonesia kebanyakan. Meski kini sudah menjadi konglomerat dunia, tetapi bila ditilik dari perjalanan awalnya, dia bukanlah bahan perbandingan yang muluk-muluk dan melangit. Dia lahir dari keluarga fakir sebagaimana banyak keluarga di Indonesia.
Indonesia dan India sama-sama terlilit problem kemiskinan, pengangguran, dan ledakan jumlah penduduk. Sosok Mittal adalah puncak gunung es dari fenomena generasi terkini India yang berusaha bangkit dari keterbelakangan. Hal ini dapat dijadikan pemicu bagi generasi muda Indonesia untuk bangkit.
Bila India yang pendapatan per kapitanya di bawah Indonesia, jumlah penduduk miskin dan pengangguran lebih banyak dari Indonesia saja dapat melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda yang gigih, giat belajar, pekerja keras, dan penuh kepercayaan diri memperbaiki keadaan, mengapa Indonesia tidak bisa? Pasti bisa. Benih-benih anak muda cerdas, pekerja yang ulet-tekun, kaum professional dan pengusaha yang berdaya saing global, pastinya banyak ditemukan diantara 200 jutaan penduduk negeri ini.
Semua itu harus disinergikan menjadi spirit kolektif yang kuat, agar bangsa ini segera bangkit dari segala ketertinggalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar